Arsip

Uncategorized


— Selamat Datang di Blog Kabar Pendidikan —


Blog ini diharapkan dapat menjadi sarana berbagi informasi seputar pendidikan dan penelitian baik di lingkungan pendidikan formal, informal, maupun nonformal dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi.

Kami mengundang para pembaca sekalian untuk turut menulis di blog ini.  Artikel/makalah kiriman pembaca diharapkan belum pernah dimuat di blog/website lain sebelumnya. Artikel/makalah yang pembaca kirimkan akan kami muat dengan mencantumkan identitas penulisnya.  

Kirimkan artikel, makalah, saran, dan kritik ke: 
m.asrori@yahoo.co.id/asrori80@facebook.com

Terima kasih atas perhatian dan kunjungan anda.


Admin,
Muhammad Asrori Ardiansyah
Pendidik dan konsultan pendidikan tinggal di Malang
Contact Person: 0857 551 86 007

Privacy Policy – http://www.asrori.com
Privacy Policy for http://www.asrori.com
If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at grosirlaptop@gmail.com.
At http://www.asrori.com, the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected by http://www.asrori.com and how it is used.
Log Files
Like many other Web sites, http://www.asrori.com makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track users movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.
Cookies and Web Beacons
http://www.asrori.com does use cookies to store information about visitors preferences, record user-specific information on which pages the user access or visit, customize Web page content based on visitors browser type or other information that the visitor sends via their browser.
DoubleClick DART Cookie
.:: Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on http://www.asrori.com.
.:: Google’s use of the DART cookie enables it to serve ads to your users based on their visit to http://www.asrori.com and other sites on the Internet.
.:: Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL – http://www.google.com/privacy_ads.html
Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include …….
Google Adsense

These third-party ad servers or ad networks use technology to the advertisements and links that appear on http://www.asrori.com send directly to your browsers. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies ( such as cookies, JavaScript, or Web Beacons ) may also be used by the third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertisements and / or to personalize the advertising content that you see.
http://www.asrori.com has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.
You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. http://www.asrori.com’s privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites.
If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers’ respective websites.

Belajar merupakan proses perubahan, perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dari pengertian tersebut dapat diambil beberapa elemen penting yang terdapat di dalamnya. Adapun elemen tersebut yaitu (1) belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi cara berpikir (kognitif), cara bersikap (afektif) dan perbuatan (psikomotor), (2) menambah atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan, (3) siswa diumpamakan sebagai sebuah botol kosong yang siap untuk diisi penuh dengan pengetahuan, dan siswa diberi bermacam-macam materi pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya (Kusairi, 2000:1). Menurut filsafat konstruktivisme oleh Suparno (1997:15) menyatakan bahwa ”pengetahuan itu adalah bentukan (konstruksi) siswa sendiri yang sedang belajar “. Pengetahuan seseorang tentang anjing adalah bentukan siswa sendiri yang terjadi karena siswa mengolah, mencerna dan akhirnya merumuskan pengertian tentang anjing. Jadi menurut filosofi konstruktivisme pengetahuan merupakan bentukan (konstruksi) dari orang yang sedang belajar, yaitu dengan mengembangkan ide-ide dan pengertian yang dimiliki oleh pribadi orang belajar tersebut. Dengan cara ini siswa dapat menjalani proses mengkonstruksi pengetahuan baik berupa konsep, ide maupun pengertian tentang sesuatu yang sedang dipelajarinya. Agar proses pembentukan pengetahuan dapat berkembang dengan baik, maka kehadiran pengalaman menjadi sangat penting untuk tidak membatasi pengetahuan siswa. Pengetahuan yang dibentuk dengan sendirinya oleh siswa ini dapat memunculkan atau mendorong terhadap siswa untuk mencari dan menemukan pengalaman baru. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menekankan proses pembentukan pengetahuan oleh siswa sendiri dinamakan pembelajaran konstruktivisme. Aktivitas siswa merupakan syarat mutlak agar siswa bukan hanya mampu mengumpulkan banyak fakta, melainkan siswa mampu menemukan sesuatu pengetahuan dan mengalami perkembangan berpikir. Pengetahuan-pengetahuan yang didapat oleh masing-masing siswa dibawa ke dalam diskusi kelas, kemudian dipecahkan dan dibahas bersama-sama di dalam kelas. Dalam pembelajaran konstruktivisme, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan moderator, tugasnya adalah merangsang dan membantu siswa untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya. Jelas sekali bahwa pembelajaran konstruktivisme adalah bentuk pembelajaran yang ideal yaitu pembelajaran siswa yang aktif dan kritis.

Etika sebagai ilmu merupakan bagian dari filsafat aksiologi yang mempelajari baik-buruk, benar dan salah, pantas atau tidak pantas di dalam kehidupan manusia dalam lingkungannya.
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno “ethos” yang berarti adat kebiasaan yang dalam perkembangan selanjutnya, arti etik menjadi adat kebiasaan yang baik atau yang seharusnya, sepantasnya dilakukan. Kata yang erat kaitannya dengan kata etik adalah kata moral, yang berasal dari bahasa Latin “mos” (tunggal) atau “mores” (jamak) yang juga berarti adad kebiasaan yang baik. Sebenarnya moral dan etik adalah sama, tetapi di dalam penggunaan, moral lebih sering digunakan “untuk adat kebiasaan baik” yang mendasar dan universal, sedangkan etik lebih sering digunakan untuk “untuk adat kebiasaan baik” yang berlaku lebih khusus di dalam suatu kelompok atau masyarakat tertentu. Misalnya : moral bangsa Indonesia, moral Pancasila, moral mahasiswa Indonesia, dan etik kedokteran, etik jurnalistik, etik keperawatan, dan sebagainya.
Etika mempelajari tata nilai yang mencari hubungan baik dan buruk. Kalau sesuatu tidak baik, maka disebut buruk. Sesuatu yang oleh golongan tertentu dianggap baik, belum tentu golongan yang lain menganggap hal tersebut juga baik. Dengan kata lain etika adalah pengetahuan yang mempelajari bagaimana manusia seharusnya bertindak yang baik, dengan ukuran baik yang berlaku umum. Terdapat berbagai aliran untuk menentukan ukuran baik dan buruk :
1. Hedonisme
Aliran ini sudah amat tua dan dikenal di Yunani. Ukuran tindakan baik adalah hedone : kenikmatan dan kepuasan rasa. Bagi pengikut hedonisme, kepuasan dan kebahagiaan disamakan, kebahagiaan yang menenangkan manusia merupakan hal yang baik. Tetapi apakah kepuasan selalu membahagiakan dan menenangkan, masih diragukan.
2. Utilitarisme
Ukuran tindakan baik adalah tindakan yang bermanfaat atau berguna. Aliran ini banyak yang tidak menerima, karena apa yang berguna bagi seseorang mungkin tidak berguna bagi orang lain. Demikian pula di dalam politik, kadang fitnah, khianat, paksaan, kekerasan dan lain-lainnya dianggap baik karena berguna untuk mencapai tujuan dari politik tersebut.
3. Vitalisme
Aliran ini menggunakan ukuran bahwa yang baik adalah mencerminkan kekuatan dan kekuasaan di dalam kehidupan manusia. Feodalisme, kolonialisme dan diktator, merupakan endapan dari aliran ini.
4. Sosialisme
Aliran ini menyataka bahwa masyarakat yang menentukan baik atau buruk tindakan manusia yang menjadi anggotanya. Apa yang dianggap oleh masyarakat tertentu baik, maka bila dilakukan oleh anggota masyarakatnya juga dianggap baik. Masalah timbul apabila terdapat perbedaan adat istiadat dengan masyarakat lain.
5. Religioisme
Aliran ini menyatakan apa yang dikatakan oleh Tuhan adalah baik, maka tindakan manusia yang melaksanakan perintah Tuhan, dan menghindari larangan Tuhan, adalah baik.
6. Humanisme
Aliran ini menyatakan bahwa yang baik adalah yang sesuai dengan kodrat dan derajat manusia, yaitu tidak mengurangi atau menentang kemanusiaan dan hak azasi manusia, dan sesuai dengan kata hati manusia yang bertindak.
Etika dapat berlaku umum dan merupakan etik masyarakat yang di dalam kepustakaan juga dinamakan “moral”. Moral adalah mengenai apa yang dinilai masyarakat “seharusnya dilakukan”, yang kadang juga disebut sebagai etik dasar. Disamping itu ada etik terapan yaitu etik yang mengarah kepada aplikasi prinsip-prinsip moral tentang masalah sosial, yang mana keputusan etik harus diambil. Keputusan etik tersebut dapat menyangkut berbagai sektor masyarakat, yang masing-masing mempunyai kepentingan yang berbeda, yang mungkin bertentangan, dan juga menyangkut hal baru yang muncul akibat perkembangan teknologi mutakhir, dimana pengalaman penerapan prinsip moral yang lama tidak banyak bermanfaat. Dengan demikian etik terapan adalah etik yang bersifat praktis, sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam kehidupan yang konkrit. Contoh etik terapan antara lain : etik kedokteran, etik rumah sakit, etik jurnalistik.
Secara umum di dalam suatu profesi, pedoman bertindak baik dan buruk dapat dibedakan dalam 2 kelompok :
1. Yang berkaitan dengan sopan santun di dalam suatu pergaulan di masyarakat atau di dalam organisasi profesi, yaitu etiket.
2. Yang berkaitan dengan sikap tindak orang itu terutama di dalam menjalankan profesinya, disebut etik profesi.
Pada masyarakat yang maju dan kompleks kemajuan akal manusia dalam mengembangkan ilmu dan teknologi seringkali meninggalkan aspek pengetahuan yang lain, yaitu aspek pengetahuan agama, aspek filsafat, termasuk aspek ilmu rasa seni (keindahan). Mereka hanya menggunakan akal guna menggali ilmu pengetahuan dan teknologi utnuk kepentingan sendiri atau beberapa gelintir orang, yang pada gilirannya digunakan untuk menguasai orang lain, alam semesta, bahkan Sang Pencipta alam semesta ini.
Di dalam masyarakat yang bersifat pluralis, dalam arti bahwa berbagai pendapat dan pendirian tentang baik dan buruk berjalan seiring dan saling berpacu, sukar diperoleh cara-cara untuk memecahkan masalah moral secara rasional yang dapat memuaskan semua pihak. Dengan demikian maju dan semakin kompleks suatu masyarakat, semakin nyata perlunya ada etik dan hukum.
Etik terapan adalah kesadaran dan pedoman untuk menerapkan ppprinsip-prinsip moral dan etik dalam lingkungan khusus, bersifat intern di dalam kelompok profesi tertentu, bertujuan menjaga mutu profesi dan memelihara harkat dan martabat profesi. Etik (terapan) dan kode etik biasanya tidak mempunyai sanksi hukum. Sanksi yang diberikan adalah teguran, skorsing, atau pemecatan dari keanggotaan profesi atau kelompoknya.

Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com